Awal dari kemenangan
Siang itu adalah hari minggu yang cukup cerah, semua anak berkumpul seperti biasa di taman yang memang khusus untuk warga yang tinggal diperumahan BUMI ASIH tidak terkecuali Daffa, Daffa memang termasuk anak yang kurang bergaul, itu semua diakibatkan karena dia yang sering sibuk dengan jadwal yang sudah diatur oleh mamanya, mulai dari les mata pelajaran hingga eskul bola yang dia pilih dari sekolah yang mewajibkannya berlatih tiap sabtu. Jadwalnya sangat padat mulai dari sekolahnya yang full time kecuali hari jum’at yang cuma setengah hari, tapi dia juga harus les mata pelajaran di hari jum’at itu seusai sekolah.
Memang tidak seperti biasanya, karena biasanya taman ini tidak seramai itu, hari minggu sekalipun. Daffa yang memang jarang main ketaman merasa tak ada yang aneh, dan ternyata semua itu ada alasannya orang ramai berkumpul di taman.
Tiba-tiba paman Didi yang bersebelahan rumahnya dengan Daffa datang sambil membawa alat pengeras suara dan beberapa kertas yang sudah kelihatan kusut. Lalu paman Didi ber-dehem di pengeras suara itu, semua yang ada ditaman menjadi diam seketika. Lalu paman Didi membaca isi kertasnya “ pengumuman!!!” tukasnya lantang,” Dihimbau kepada setiap warga bahwa kita akan melaksanakan peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia yang ke-63, pada hari minggu tanggal 17-08-2008. Kita akan mengadakan lomba yang pastinya seru!!” lalu paman itu menarik napas sebentar dan melanjutkan pengumumannya,”diantaranya lomba makan kerupuk, ambil uang dalam tepung, tiup balon, tarik tambang, dan masih banyak lagi. Dan satu lagi untuk tarik tambang putra,setiap kelompok beranggotakan sebanyak enam orang, dan akan dikelompokkan sesuai umur. Demikian pengumuman ini, dan mohon partisipasinya agar acara ini berjalan dengan lancar!!!” lalu beliau melepaskan pengeras suaranya dan langsung saja dikerumuni oleh banyak orang yang sepertinya akan mendaftar ikut lomba.
Daffa hanyamemperhatikan orang-orang yang tampaknya sangat tertarik dengan lomba-lomba itu. Ia merasa iri, karena dia tak memiliki banyak keberanian untuk mengikuti lomba, alasannya hanya satu takut kalah!! Memang selama ini ia jarang ikut lomba, dan mamanya juga sudah bosan mengingatkannya agar tak takut kalah tapi,boleh buat Daffa memang tak suka dipaksa.
Saat melihat orang-orang itu Daffa mulai tertarik ikut lomba, tapi dia bingung mau lomba apa, makan kerupuk?? Yang jelas dia tak mau disamakan dengan anak-anak, karena dia adalah sisiwa kelas 3 SD bukan anak TK yang hoby dengan lomba itu. Ambil uang dalam tepung?? Oh no!!! dia alergi sama tepung yang belum diolah menjadi adonan kue yang lezat. Tiup balon? Biarpun dia anak cowok, percaya gak percaya dia takut banget sama yang namanya suara balon meletus.
Tarik tambang???? Tanpa dia sadari ada sekumpulan anak-anak yang berjalan kearahnya dan….”hai!!!” kata seorang anak yang sepertinya sudah ada ancang-ancang untuk menyapa Daffa. “eh,,,,, hmm… oh hai!!” kata Daffa terbata-bata, dia merasa sering melihat anak lelaki itu dan ke-empat teman yang mengikuti anak lelaki itu. “Ari,,” katanya sambil mengulurkan tangannya kepada Daffa. “Daffa” kata Daffa mambalas uluran tangan itu. “iya, aku tau kamu Daffa. Kita sering ketemu kok, aku keponakannya paman Didi” yap! Daffa ternyata felling-nya Daffa betul..
“kamu tertarik ikut lomba gak??” Tanya Ari,
“sebenarnya……. Sih agak tertarik. Tapi…. Ragu”
“kenapa ragu?”
“em… gak ada ragu aja”
“aku tau kok, kamu takut kalahkan??”
“……???”
“tenang aja, kalah itu biasa kok”
“iya”
“oh iya, ini teman-temanku, mereka juga tinggal dideket-deket sini kok, yang ini Radit, Doni, Yunus, dan Galuh” lalu Daffa menyalami mereka satu-satu.
“kamu mau gak, ikut lomba tarik tambang bareng kita semua, soalnya kita kurang satu orang nih..?”
“nanti kalau aku ikut, terus kalian kalah, gimana??”
“aku juga belum pernah ikut lomba kayak gini, dan mereka semua juga.”
“hah!!, masa’??”
“iya, kita cuma modal percaya diri doang kok, jadi kalau kalah biasa aja. Kan baru mencoba.”
“ok deh…kita coba aja, berusaha sama-sama ya..”
“sip!!!!” jawab mereka berempat secara bersamaan.
Sesampainya dirumah Daffa langsung menghampiri mamanya dan menceritakan niatnya mengikuti lomba 17-an bareng teman-teman baru, dan mamanya setuju banget.
Waktu yang dinantipun tiba, dan saatnya pertandingan antara Daffa cs melawan kelompok lain. Awal pertandingan, mereka kalah, dan pergantian posisi kali ini kelompok mereka menang dan skor pun seri, Daffa merasa seneng banget, dan dia cuma mikirin gimana caranya buat menang. Dan sekarang ganti posisi lagi. Pertarungan tarik-menarik tali itu berangsur hampir tiga menit, tapi ternyata dewi fortuna tak memihak kepada mereka ternyata mereka kalah,, “oh my god!!!!!!!!” kata mereka “ternyata keberuntungan tak memihak kepada kita”
“duh…. Kita kalah cuyyy…” kata Galuh sambil mengacak rambutnya dengan tangannya yang sudah kemerahan warnanya. “ santai bro…. bukan masalah besar!! Yang penting udah usaha man..” kata Radit sambil menepuk bahu Galuh yang sedang galau…. “udahlah gak papa kan baru perdana, bener gak??” kata Daffa, lalu semuanya tertawa. Dan dengan senang hati Daffa mentraktir teman-teman barunya itu minuman dingin, untuk melepaskan rasa lelah dan dahaga. “tahun depan harus menang tuh!!!” kata Ari sambil mengangkat kepalan tangannya. ”caiyyo…” kata Doni, dan merekapun tertawa bahagia, bukan karena kalah, tapi karena mereka sudah buat ancang-ancang untuk tahun depan.
Sesampainya dirumah, Daffa langsung menghempaskan tubuhnya disofa, lalu mama datang menghampiri dan memberikan tisu kepada Daffa,”kalah itu biasa kok Daf!” kata mama tiba-tiba,”tau gak sih kalau misalnya bangsa Indonesia itu juga pernah kalah, banyak pejuang yang kalah dimedan perang. Tapi dengan semangat dan terus mencoba agar kebebasan berada ditangan bangsa. Akhirnya kita bisa merdeka dan bisa disimpulkan kalau kekalahan itu awal dari kemenangan.” “kamu tau gak, itu sebabnya penerus bangsa ini harus rajin-rajin belajar. Apa lagi kamu!” kata mama, Daffa mendengarkan cerita mama, “ok ma… aku bakal belajar rajin-rajin kok. Itu bukan hal yang susah buat aku” kata Daffa sambil menepuk dadanya “ah.. ngomong sih gampang Daf,, tapi semoga aja ya kata-kata kamu itu benar.” Daffa menjawabnya dengan senyum tersungging di bibirnya.
SELESAI
Komentar
Posting Komentar