Langsung ke konten utama

gadis kecil itu...


Tiap pagi, senyuman yang tulus itu selalu Ku lihat, bukan hanya itu, tapi ekspresinya yang teramat polos, yang membuatku merasa nyaman.
                Dia amat berbeda denganku, Aku yang memiliki banyak kelebihan yang Tuhan berikan, malah teramat sangat sulit untuk mengeluarkan senyum barang sedikit saja. Berbeda dengannya.
                Setiap aku melihatnya, hatiku sangat gusar, Aku benar-benar merasa tak berguna, padahal Dia hanya gadis kecil yang tiap hari memungut sampah bersama Ayahnya, sedangkan Aku tidak pernah disuruh Mama ataupun Papa untuk bekerja, tapi,,,,
Pernah sekali aku bertanya, apa Dia tak sekolah, dia hanya menggeleng ringan dan berkata bahwa ayahnya belum ada biaya untuk membiayainya. Padahal kalau dilihat dia mungkin hanya berbeda satu atau dua tahun dengan ku, tapi Dia malah putus sekolah, betapa pedih dan sedihnya Aku mendengar itu. Tapi gadis itu bahkan hanya tersenyum, makin sedih saja.
                Tak jarang, Aku memberikannya maina-mainan rusak yang aku punya untuk Dia jual, dan beberapa baju Ku yang sudah tak muat Ku berikan padanya, dan betapa senangnya Dia saat itu, Tuhaan, berikanlah gadis ini kemudahan, berikanlah Dia kenikmatan yang sama dengan yang Engkau berikan padaku, Tuhan, melihatnya Aku merasa kasihan, Dia harus bekerja membantu Ayahnya untuk memenuhi kebutuhan, itupun belum tentu dapat menutupi kebutuhannya, dengan bekerja pagi siang malam, Dia amat tersiksa, belum lagi Dia tak bisa sekolah, Tuhan, tolong bantuan Mu, amiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 2020

Di akhir tahun 2019 lalu, saya sakit, sempat dua kali masuk Rumah sakit dan bukan dalam hitungan waktu yang sebentar. Sempat masuk di RS Malang, lalu ternyata masih berlanjut saat tiba di Pekanbaru. Kalau boleh dibilang, 2020 itu tahun yang paling berat. termasuk untuk saya sendiri. Setelah heboh dengan Covid di Indonesia, saya sebenarnya merasakan manfaat dari itu. Saat sakit di Masa Pandemi, saya nggak perlu kasih alasan ini itu ke teman-teman yang ngajakin keluar, saya bisa simpan rasa sakit saya sendiri di rumah. Penyembuhan juga semakin lebih efektif karena ditemani ibu. Ibu yang selalu jagain dan Ayah yang selalu nemenin. Di akhir tahun 2020, I got My first job as an intership Architect di FCS Architect Studio, Sempat down sekali waktu itu, karena merasa tertinggal jauh dari teman-teman. Melihat teman-teman yang udah pada kerja, atau udah lanjut kuliah lagi, dan saya masih gini-gini aja. Yang paling teringat di benak saya itu, Saya anak pertama, ada dua adik saya di bawah, bagai...

Ngabuburit Sore ini

Hari ini, setelah telfon ayah tadi pagi, dikasih tau, kalau Dek Nuku mau kuliah di Jawa aja, Alhamdulillah, semua tempat menuntut ilmu itu baik, niat yang baik insyaaAllah diberkahi Allah. Sore itu, sekitar 35 menit sebelum Adzan Maghrib di Malang, saya menghubungi Nuku buat sekedar sharing , obrolan kami mulai berlanjut ke masalah teman-teman lama saya yang juga dia kenal. "Bang ini udah lahir lho kak, anaknya, kawan kakak waktu SD kan?" "Eh iya deh, Alhamdulillah kalau gitu" "Kakak yang itu juga Desember ini mau nikah kak" "Iya??? MasyaAllaaaah, tabarakallah" "Tulah, kakak aja yang belum" "Menurut Nuku kakak bagusnya kek mana?" "Kalau aku ya terserah kakak, tapi baiknya kakak cepat nikah aja" "Kenapa kayak gitu?" "Supaya tanggung jawab Ayah berkurang, kan kalau misalnya kakak keluar rumah ndak pake jilbab, Ayah juga yang dosa" "Iya sih, tapi kan kakak pake jilbab terus" ...

Anak Arsitektur ambil Arsitektur Lanskap opposite atau liniear sih?

Hello... It's me agaiiinnn Umara Udah lama banget ga pernah apdet tulisan di blog, kali ini pengen sharing karna ada beberapa orang yang lagi aktif nanya nih di DM instagram maupun WA. Saya mahasiswi S1 Arsitektur UIN Malang yang lulus tahun 2019, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Arsitektur Lanskap IPB, banyak yang nanya, "Susah ngga sih masuk IPB?" "Arsitektur ambil Lanskap worth it ga sih ?" "Susah nggak kuliah di Lanskap?" Well, I will answer one by one . Pertama, masuk di IPB engga sesusah itu, engga ada tes tertulis ataupun tes wawancara,  tapi yang baru saya sadari di semester tiga ini, keluar dari IPB sulit cuuuy , wkwkwk sulitnya karna ada banyak banget yang harus diselesaikan buat ujian tesis. Kayak harus menghadiri seminar dari rumpun  ilmu lain, dan harus submit jurnal minimal SINTA2. Kedua, Arsitektur ambil Lanskap ilmu yang sejalan ga sih ? Well , ini agak bertolak belakang sebenernya , karna biarpun sama-sama Ars...