Dia menghapus sisa-sisa air yang menetes dari mulutnya. Vodka memang cukup nikmat untuk tengah malam dingin seperti ini.
Mengamati sekitarnya, dia melangkah menuju lantai atas club hingar bingar yang dipandu DJ kenamaan itu. Kanan kirinya penuh orang mabuk. Siapa yang peduli, mereka butuh senang untuk rehat dari hidup yang mereka pikir kacau.
Mengusap senapan keluaran Amerika itu, dia mulai mencari mangsanya. Setelah menemukan titiknya, seorang paruh baya yang menikmati minum sendiri di ruang VIP tertutup. Memang kesempatan tak akan datang dua kali. Diayunnya pasti lengannya dengan senapan itu menuju sang pria. Tanpa suara ledakan, peluru itu berhasil menyentuh tepat di jantung. Tak ada yabg dapat menolong, pria tua itu sedang menyendiri.
Dengan tenang sang pria senapan mulai turun dan berjalan melalui pintu keluar dengan bahagia. Dia tinggal menunggu uang datang di rekeningnya yang entah keberapa.
Melewati tengah kota, dia yang selalu tertutup masker hitam mulai menyeringai ke arah poster yang tertempel di halte yang sudah sepi. Itu wajahnya terpampang disana, dia mulai menyayat kecil tulisan yang pas berada di bawah fotonya "1 Miliar untuk kepalanya."
Umara Hasmarani Rizqiyah
Ombang-Ambing Laut, 2 Agustus 2018
Komentar
Posting Komentar