Setelah semuanya, sekarang benar-benar akhir dari perjuanganku. Kedekatan yang terjalin selama empat tahun terakhir meninggalkan kenangan yang indah dalam hatiku. Dinginnya kota Batu fajar itu tidak semeremukkan rusuk seperti sakitnya hati ini. Besok adalah hari bahagia pria itu. Ya, kedekatan kami setelah dia membantuku di masa orientasi kala itu hanya angin lalu baginya. "Kamu saudaraku yang paling terbaik." Ah! Salahkah aku menuntut lebih. Aku tau ini salah, hatiku terpaut pada yang bukan miliknya. Wanita yang dijumpainya satu bulan lalu di kajian ustadz kondang itu sudah dia lamar. Lantunan "sah" akan menggema besok. Sambil memandangi embun yang menempel di jendela bus, aku mulai merenung. Harusnya aku tidak kabur, harusnya aku melihatnya untuk terakhir kali, tapi apakah hatiku mampu?
"Lho, Saiful! Ternyata ente toh?"
Panggilan dari sebrang kursi itu membuat hatiku semakin hancur.
Umara Hasmarani Rizqiyah
Malang, 25 Juli 2018 (06.56)
Komentar
Posting Komentar