Langsung ke konten utama

Tol Pekanbaru-Dumai, Wisata Gratis Masyarakat Provinsi Riau di Tengah Pandemi

 

sumber foto: https://riaupos.jawapos.com/riau/25/09/2020/238823/tol-pekanbarudumai-langsung-beroperasi-gratis.html

Tanggal 25 September yang lalu, tol Pekanbaru-Dumai telah diresmikan secara virtual oleh presiden Republik Indonesia bapak Joko Widodo. Jalan bebas hambatan sepanjang 131 km ini langsung beroperasi dan sudah bisa dilalui masyarakat pengguna jalan terhitung Sabtu (26/9/2020) secara gratis. Untuk masa waktu gratis masih belum dapat dipastikan, menunggu keputusan tariff dari kementrian PUPR.

Hal ini cukup menarik, sejak tanggal 26 September lalu sudah dipadati oleh masyarakat Riau dari berbagai daerah. Paling mendominasi adalah masyarakat Kota Pekanbaru. Di tengah Pandemi ini, wisata tol gratis memang menjadi pilihan yang tepat di tengah pandemi Covid-19 ini.

Karena ini merupakan tol pertama di Provinsi Riau, pemandangan yang disajiakan juga berbeda dari tol-tol yang sudah ada, seperti di pulau jawa atau di ibu kota. Pemandangan ini didominasi oleh perkebunan sawit yang terbentang luas, sesekali diselingi pohon akasia, namun tidak banyak, lebih didominasi oleh sawit.

Karena di kanan an kiri area tol ditumbuhi sawit, jadi sekitar 400 m hingga 2,4 kilometer terdapat jembatan penghubung di atas jalan tol. Entah itu menghubungkan antar kebun, atau menghubungkan antar kampung. Tol Pekanbaru - Dumai terdiri dari 6 seksi yaitu Seksi 1 Pekanbaru - Minas (9,5 km), Seksi 2 Minas - Kandis Selatan (24,1 km), Seksi 3 Kandis Selatan - Kandis Utara (16,9 km), Seksi 4 Kandis Utara - Duri Selatan (26,5 km), Seksi 5 Duri Setalan - Duri Utara (29,54k m), dan Seksi 6 (Duri Utara - Dumai (25,05 km), dan karena melintasi daerah, maka semakin banyaklah sawit terbentang. 

Tol ini juga akan dilengkapi dengan 10 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP), 5 TIP arah Kota Pekanbaru dan 5 TIP lainnya arah Kota Dumai, namun yang baru terbangun saat ini hanya dua TIP. Itu juga masih seadanya. Di dua TIP terdapat Indomaret seluas 6x3 meter, di dua TIP yang lain terdapat Alfa Express yang sama luasnya. Selain itu juga sudah ada kamar kecil dan juga musholla.

Kecepatan maksimum di area tol ini adalah 80km/jam dengan minimal 60 km/jam, tapi karena berada di jalan bebas hambatan kadang lari 120 km/jam juga terjadi, namun buru-buru diingatkan dengan notice di hampir tiap dua kilometer “Kecepatan Max 80 km/Jam” atau “Kecepatan anda diawasi oleh CCTV” atau yang lebih heboh lagi ada benner besar yang berbunyi “Dilarang ngebut, disini bukan Balapan”. Menikmati notice-notice dan area sawit benar-benar terasa seperti di Riau yang utuh.

Sebagai tol pertama di Provinsi Riau diharapkan tol ini dapat meningkatkan tingkat perekoomian di Provinsi Riau, karena seperti yang kita ketahui bersama, tol ini menghubungkan dua kota Madya di Provinsi. Kota Pekanbaru dan juga Kota Dumai, yang dimana bila melwati jalan biasa bisa memakan waktu empat jam, dan setelah ada tol bisa dipersingkat menjadi dua jam saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 2020

Di akhir tahun 2019 lalu, saya sakit, sempat dua kali masuk Rumah sakit dan bukan dalam hitungan waktu yang sebentar. Sempat masuk di RS Malang, lalu ternyata masih berlanjut saat tiba di Pekanbaru. Kalau boleh dibilang, 2020 itu tahun yang paling berat. termasuk untuk saya sendiri. Setelah heboh dengan Covid di Indonesia, saya sebenarnya merasakan manfaat dari itu. Saat sakit di Masa Pandemi, saya nggak perlu kasih alasan ini itu ke teman-teman yang ngajakin keluar, saya bisa simpan rasa sakit saya sendiri di rumah. Penyembuhan juga semakin lebih efektif karena ditemani ibu. Ibu yang selalu jagain dan Ayah yang selalu nemenin. Di akhir tahun 2020, I got My first job as an intership Architect di FCS Architect Studio, Sempat down sekali waktu itu, karena merasa tertinggal jauh dari teman-teman. Melihat teman-teman yang udah pada kerja, atau udah lanjut kuliah lagi, dan saya masih gini-gini aja. Yang paling teringat di benak saya itu, Saya anak pertama, ada dua adik saya di bawah, bagai...

Ngabuburit Sore ini

Hari ini, setelah telfon ayah tadi pagi, dikasih tau, kalau Dek Nuku mau kuliah di Jawa aja, Alhamdulillah, semua tempat menuntut ilmu itu baik, niat yang baik insyaaAllah diberkahi Allah. Sore itu, sekitar 35 menit sebelum Adzan Maghrib di Malang, saya menghubungi Nuku buat sekedar sharing , obrolan kami mulai berlanjut ke masalah teman-teman lama saya yang juga dia kenal. "Bang ini udah lahir lho kak, anaknya, kawan kakak waktu SD kan?" "Eh iya deh, Alhamdulillah kalau gitu" "Kakak yang itu juga Desember ini mau nikah kak" "Iya??? MasyaAllaaaah, tabarakallah" "Tulah, kakak aja yang belum" "Menurut Nuku kakak bagusnya kek mana?" "Kalau aku ya terserah kakak, tapi baiknya kakak cepat nikah aja" "Kenapa kayak gitu?" "Supaya tanggung jawab Ayah berkurang, kan kalau misalnya kakak keluar rumah ndak pake jilbab, Ayah juga yang dosa" "Iya sih, tapi kan kakak pake jilbab terus" ...

Anak Arsitektur ambil Arsitektur Lanskap opposite atau liniear sih?

Hello... It's me agaiiinnn Umara Udah lama banget ga pernah apdet tulisan di blog, kali ini pengen sharing karna ada beberapa orang yang lagi aktif nanya nih di DM instagram maupun WA. Saya mahasiswi S1 Arsitektur UIN Malang yang lulus tahun 2019, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Arsitektur Lanskap IPB, banyak yang nanya, "Susah ngga sih masuk IPB?" "Arsitektur ambil Lanskap worth it ga sih ?" "Susah nggak kuliah di Lanskap?" Well, I will answer one by one . Pertama, masuk di IPB engga sesusah itu, engga ada tes tertulis ataupun tes wawancara,  tapi yang baru saya sadari di semester tiga ini, keluar dari IPB sulit cuuuy , wkwkwk sulitnya karna ada banyak banget yang harus diselesaikan buat ujian tesis. Kayak harus menghadiri seminar dari rumpun  ilmu lain, dan harus submit jurnal minimal SINTA2. Kedua, Arsitektur ambil Lanskap ilmu yang sejalan ga sih ? Well , ini agak bertolak belakang sebenernya , karna biarpun sama-sama Ars...