The power of, seolah manusia itu
tak ada salah. Dosa kecil dianggap tidak dosa, dan dosa besar dianggap biasa,
sehingga puing-puing berkah yang Allah beri tak lagi tertanam dalam hati.
Melihat Lombok, lalu Palu, Donggala, Sigi, kemudian pesawat Lion, Innalillahi
wainnailaihi rojiuun,, semuanya pasti akan kembali pada Allah.
Apabila tanda-tanda akjir zaman
muncul saat zaman para sahabat, maka mereka pasti akan menangis tersedu, tapi
siapa kita? Tak mau menerima teguran dari Allah, merasa tak punya salah dan tak
ada yang harus ditegur. Kita siapa? Merasa masih bebas menikmati hiruk-pikuk
dunia, masih merasa ada banyak waktu untuk menuangkan nafsu, seolah masih ada
banyak waktu untuk bertaubat.
Dalam banyak hal, kadang saya
berpikir, dunia dan akhirat memang hal linier. Dunia itu jembatan menuju tempat
yang kekal, menuju tempat pertanggung jawaban, dan tempat balasan. Harta,
tahta, bahkan keluarga semua Allah titipkan, ilmu, juga Allah titipkan. Hanya kita
yang menentukan, mau diapakan semua titipan Allah itu, dipakai untuk yang baik,
atau dipakai untuk yang buruk. Rasanya hati ini sesak, rasanya hati ini
gelisah, apa yang akan saya bawa untuk membantu saya di akhirat, apa yang akan
saya berikan pada orang tua saya, bagaimana saya mempertanggung jawabkan semua
dosa dan nafsu yang bergejolak pada dunia.
Satu hal yang saya takutkan, saya
menjadi alasan orang tua saya tak berada di syurga. Ada banyak hal yang ayah
ibu saya berikan, dan tak ada satu kasih sayangpun yang dapat saya balas, tak
ada satu lelahpun yang dapat saya hapuskan. Pinta diri ini, ya Allah,
jadikanlah saya menjadi salah satu alasan orang tua saya kekal di dalam
syurga-MU.
Memikirkan hari pembalasan,
mengingatkan saya pada zaman. Zaman ini sudah terlalu dekat dengan masa
penghabisan. Hati ini ragu, apa iman saya sudah sekokoh itu untuk menghindari fitnah
akhir zaman. Ya Allah, linudungi kami dari fitnah akhir zaman nanti ya Rabb,
biarkan kami meninggal dalam khusnul khhotimah, biarkan kami kekal di Syurga
Firdaus –Mu ya Rabb
Aaamiin
Malang, 29 Oktober 2018
Komentar
Posting Komentar