Sebenernya, saya juga rada was-was mau pakai judul itu buat
tulisan kali ini.
Kenapa was-was? Ya mungkin di antara semua pembaca, saya lah yang paling berdosa, udah banyak
dosa, tapi masih berani beraninya nulis ini.
Tapi, tulisan ini benar benar ingin saya bagi. Topik ini
menyentil hati saya saat saya diskusi mengenai Rahmat Allah dengan salah
seorang sahabat. Dalam hati, kadang
muncul rasa bangga, riya dan sombong. Kadang merasa lebih hebat dan lebih taat
menghiasi diri, padahal, apasih kita
ini?
Allah mewajibkan segala ibadah di dunia ini bukan agar
kekuasaanNya makin bertambah. Bila menggunakan teori ekonomi sederhana, maka
seorang pengusaha, mengatur sistem jalannya usaha dan bila itu berjalan dengan
lancar, maka akan semakin tinggi nilai laba. Namun bila tidak berjalan sesuai
dengan aturannya maka bisa rugi. Maha Besar Allah,salah satu ceramah yang juga
mengetuk pintu hati adalah, biarpun seluruh makhluk di muka bumi, baik jin dan
manusia bersama-sama bersujud, dan beribadah kepada Allah, tak sedikitpun dapat
menurunkan kuasaNya, ataupun sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa, semua amal
ibadah yang kita lakukan adalah murni untuk kita, tak berpengaruh sedikitpun
kepada Allah.
Allah sudah
menentukan segala hal yang akan terjadi dalam diri kita, jodoh, rezeki, dan
maut, hanya satu hal yang kita perjuangkan di dunia ini, yaitu antara surga dan
juga neraka.
Kadang peringatan peringatan kecil yang Allah sampaikan pada
kita, kita anggap angin lalu. Kadang Allah menguji dengan hal kecil, tapi kita
tetap mengeluh, padahal mungkin saja Allah rindu ngobrol dengan hambaNya, tapi
kita tetep aja nggak peka. Allah
rindu kita meminta, tapi apa? demi kepentingan sendiri saja kita kadang suka
lalai.
Manusia memang tempat salah dan dosa, kita pernah berpikir
nggak sih? Kenapa kita diminta
berdoa. Dalam hakikatnya, berdoa itu untuk menyelamatkan diri sendiri. Coba
deh, setiap berdoa, pasti kita lebih dominan meminta untuk diri kita sendiri,
“Ya Allah, ampuni dosaku”
“Ya Allah ampuni ayah ibuku”
“Ya Allah saya ingin ini”
“Ya Allah saya ingin itu”
“Ya Allah biarkan saya begini”
“Ya Allah beri saya ini”
“Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah”.
Semua, mengenai kita ingin apa dan bagaimana,
Allah itu pasti mengabulkan doa hambanya, dia akan memberi
apa yang kita butuhkan ,jadi don’t worry
be happy aja. Tapi ya namanya manusia, ya begitu, kita memang kadang
khawatir dan suka resah, sangking resahnya, sampai lupa berdoa, lupa meminta
ketenangan pada Yang Kuasa.
Tapi ada satu masalah nih, kadang kita bakal ngerasa sungkan
sama Allah, duh dosaku banyak, tapi masa aku minta ini itu sama Allah?
Ini sempat juga jadi bahasan kami di hari itu, tapi..
Allah itu kadang malu, malu kalau hambaNya meminta, dan Dia
tidak mengabulkan, maka sahabat, ayo, berdoa , ayo meminta, ayo bersama-sama.
Membahas mengenai Kuasa Allah, ya kita of course harus tahu diri juga. Rasulullah dan para sahabat bahkan
sudah dijanjikan surga oleh Allah, tapi
mereka selalu berlomba-lomba untuk beribadah di jalan Allah. Bersujud
menangis, bahkan hingga kaki mereka bengkak, mereka bersyukur pada Allah dan
memohon ampun. Sedangkan kita, surga saja belum dijanjikan, tapi kita
bersyukurnya nol besar.
Beberapa saat yang lalu, dalam pembahasan seminar ‘Hero to
Zero’, ustadz Ammi Nur Baits menjabarkan bahwa, penyakit anak muda zaman now itu, tidak tau diri. I know, it’s sounds “terlalu kasar”,
tapi di zaman yang menggebu-gebu ini, di zaman penuh fitnah dunia ini,
terkadang kalimat halus tak dapat menyentuh hati, jangankan menyentuh hati, nyentil dikit aja duh, susah bett.
Jadi, inti dari tulisan ini sebenernya cuma ingin mengajak
untuk bersama-sama merendahkan diri kita dihadap Yang Kuasa, kuy, berhijrah. Kalau kids zaman now itu lagi tren buat makan
micin secara live, tren
Mama-Papa-Sayang-Bebeb-an sama pacarnya, maka seluruh remaja, pemuda, dewasa,
tua , lagi tren untuk hijrah.
Hijrah Iku Mbois wahai saudara-saudara, jadi, kapan lagi cari
pahala dan dapat tambahan keren sebagai bonus?
Mohon maaf apabila banyak kata aneh yang saya lantunkan
disini, semoga bisa menjadi pengingat antar kita semua.
Assalamualaikum J
Komentar
Posting Komentar