Gadis kecil dengan ringkih mengayuh kaki menuju cahaya
Melawati temaram sinar buatan tangan manusia
Malam menjadi kegelapan yang tak ada habisnya
Gadis kecil yang tak lagi indah saat mulai menampakkan raga
Tak lagi bahagia saat mulai merangkai tawa
Gadis kecil dengan sejuta doa
Gadis kecil dengan kerapuhan yang nyata
Mereka bilang dunia sama adilnya
Mereka bilang hati sama lebarnya
Dan mereka bilang bahagia punya semua
Menipiskan dahaga untuk menyambung nyawa
Atau meninggikan dagu untuk menahan rasa
Menjadi jawaban atas segala kepunahan putus asa
Jauh dari sana tak lagi terlihat nyata
Hanya puluhan bom yang sudah menjadi biasa
Dekap nyata tak lagi terasa hangatnya
Hanya air mata yang menjadi selimut rasa
Apakah keadilan masih untuk semua?
Umara Hasibuan
Malang, 20 Februari 2019
Komentar
Posting Komentar