Langsung ke konten utama

AYAH, MUNGKIN INI TAK SEBERAPA




Oleh : Umara Hasmarani
Kalau bicara mengenai Ayah, bagi seorang perempuan Ayah itu lebih special more than any guy in the world.
Mungkin terdengar klise sebenernya, atau terdengar terlalu dibuat-buat, namun semuanya real no gimmick.
First, semua orang tahu bahwa, “Ayah adalah cinta pertama bagi seorang anak perempuan”.
Seorang putri, tak pernah terasa selalu terlindungi selain ketika bersama ayah.
Ayah mungkin tidak se-ekspresif ibu dalam menunjukkan kasih sayang, ada banyak hal yang mungkin tidak bisa beliau ungkapkan, namun di balik semua itu, dia selalu menjadi gardu terdepan untuk keluarganya.
Ayah selalu menjadi panutan yang langsung action di depan mata kita, Ayah selalu mengajarkan putrinya untuk menjadi tangguh saat jauh darinya, tapi saat bersamanya, engkau adalah hal terindah, engkau bebas menagis, engkau bebas mengadu, asal setelahnya kau kembali menjadi tangguh.
Memang tidak semua ayah bisa secara gamblang menunjukkan kasih sayangnya, tapi percayalah, tak ada seorangpun yang dapat mengasihi seorang anak perempuan sebesar sang ayah.
Diskusi. Sungguh, ayah selalu menjadi terman diskusi, bukan menjadi hakim, mungkin memang tidak selalu, adakalanya dia ingin anaknya menjadi apa yang dia mau. Dia ingin menuntun putrinya dengan jalan yang dia yakini.
Saat engkau jatuh, ayah mungkin akan khawatir, tapi dia lebih ingin melihatmu bangkit dengan usahamu sendiri.
Saat engkau menangis, ayah ingin menenangkanmu, tapi dia tidak mengerti harus apa, dia paham bahwa mungkin putrinya butuh teman bercerita, akhirnya, semua itu dia serahkan pada ibu.
Saat engkau sedang antusias akan sesuatu, mungkin beliau hanya tersenyum tipis, tapi percayalah bahwa senyum dan tawamu adalah hal terindah dalam hidupnya.
Saat engkau acuh padanya, karena beliau tidak melihatmu tampil saat acara sekolah, sesungguhnya ia menyesal, ia ingin, tapi kewajiban untuk menghidupi keluarganya adalah prioritas.
Saat engkau ingin ayahmu mengambil raport karena engkau juara kelas, tapi beliau lebih memilih ibumu, karena beliau tahu, putrinya memang hebat.
Saat engkau sakit mungkin dia tak akan mengompresmu, tapi dia tak akan tidur semalaman, dia akan terjaga kalau nanti engkau membutuhkan hal lainnya.
Saat engkau dia ikhlaskan untuk menuntut ilmu jauh darinya, hatinya pedih, namun dia harus melakukannya, putrinya harus mendapatkan pendidikan terbaik, putrinya harus mendapatakan fasilitas terbaik, dan dia percaya, dengan restunya engkau akan menjadi lebih dari sebelumnya.
Mungkin nanti ia hanya akan membiarkanmu mencium tangannya, karena ia tahu, bila dia memelukmu, dia tak akan sanggup melepaskanmu.
Saat engkau mengeluh temanmu mendapatkan ini itu, dia mungkin ingin mengabulkannya, agar engkau tidak minder di depan teman-temanmu, namun dia mengerti, apa yang benar-benar engkau butuhkan. Dia paham bahwa putrinya berbeda dari putri lainnya.
Saat engkau meraih cita-citamu, dia akan menangis terharu, sungguh putrinya adalah wanita hebat.
Saat engkau memohon padanya untuk membuka lembaran baru dalam hidupmu, dan untuk selamanya, sungguh, hatinya terasa gusar.
Apa nanti pria itu bisa menyayangimu seperti ia menyayangimu?
Apa pria itu bisa melindungimu sebagaimana dia menjadi pelindungmu selama ini?
Apa pria itu bisa memaklumi semua sifatmu, seperti ia yang selalu bersyukur dengan apa yang Tuhan beri padanya melalui dirimu?
Apa pria itu bisa memenuhi semua kebutuhanmu, seperti ia yang sanggup menyerahkan hidupnya untukmu?
Dan yang pasti, apa engkau akan tetap menjadi putrinya yang manis setelah nanti engkau menemukan tempat sandaran yang lain?
Apa hatimu akan mengganti namanya dengan pria itu?
Sungguh, melepasmu yang ia jaga dengan tangannya, yang ia ayun dengan khidmatnya, yang ia teteskan air matanya saat mendengar tangismu pertama kali,
Hatinya teramat pedih, secepat itu kah engkau ingin pergi darinya.
Sungguh, ayah adalah pria terhebat sepanjang masa, lantunan namamu selalu ada dalam doanya. 
Rasanya seluruh lelahnya akan terbayar dengan senyum keluarganya.
Senin hingga Jumat, dia mungkin sibuk bekerja, saat weekend dia pasti butuh istirahat, namun karena intensitas pertemuan kalian sebentar, istirahatnya dia relakan untuk waktu keluarga. Beliau memikirkan bahwa, dia harus membayar waktu kerjanya.
“Ayah kok sibuk terus sih?” sungguh, hatinya mungkin tergores saat mendengar keluhanmu, dan dia berusaha memperbaiki semuanya.
Padahal, dia sibuk karena apa? Dia sibuk untuk siapa? Dan dia sibuk demi hal apa? Sungguh, kenapa dulu kita sangat sulit mengerti posisinya, kenapa dulu kita sangat sulit memahami dirinya,
Ayah, maafkan putrimu yang selalu menyusahkanmu.
Maafkan putrimu yang selalu meresahkanmu.
Maafkan putrimu yang selalu gagal menjadi inginmu.
Ayah, aku mungkin tak dapat menjadi sempurna,
Aku mungkin tak dapat menjadi luar biasa.
Aku tahu, engkau mungkin kadang iri dengan teman-temanmu yang memiliki putri dengan segudang kelebihan.
Engkau mungkin iri dengan ayah lain yang dipanggil ke depan saat putrinya memegang tropi.
Engkau mungkin selalu membayangkan suatu saat engkau ada disana.
Ayah, sungguh, aku juga ingin engkau bahagia
Aku juga ingin engkau bangga dengan adanya diriku
Aku juga ingin engkau selalu bahagia memilikiku.
Mungkin semua itu sudah engkau rasakan tanpa sepengetahuanku, namun aku masih merasa belum memberi kan apapun dalam hidupmu.
Aku merasa, aku adalah perempuan paling beruntung, karena Tuhan memilih engkau, menjadi pelindung nyata dalam hidupku.

Malang, 11 November 2017

Komentar

  1. Balasan
    1. gardu itu kayak ointu gitu mbak fad, gardu terdepan, pintu terdepan, pokok yang paling awal

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 2020

Di akhir tahun 2019 lalu, saya sakit, sempat dua kali masuk Rumah sakit dan bukan dalam hitungan waktu yang sebentar. Sempat masuk di RS Malang, lalu ternyata masih berlanjut saat tiba di Pekanbaru. Kalau boleh dibilang, 2020 itu tahun yang paling berat. termasuk untuk saya sendiri. Setelah heboh dengan Covid di Indonesia, saya sebenarnya merasakan manfaat dari itu. Saat sakit di Masa Pandemi, saya nggak perlu kasih alasan ini itu ke teman-teman yang ngajakin keluar, saya bisa simpan rasa sakit saya sendiri di rumah. Penyembuhan juga semakin lebih efektif karena ditemani ibu. Ibu yang selalu jagain dan Ayah yang selalu nemenin. Di akhir tahun 2020, I got My first job as an intership Architect di FCS Architect Studio, Sempat down sekali waktu itu, karena merasa tertinggal jauh dari teman-teman. Melihat teman-teman yang udah pada kerja, atau udah lanjut kuliah lagi, dan saya masih gini-gini aja. Yang paling teringat di benak saya itu, Saya anak pertama, ada dua adik saya di bawah, bagai...

Ngabuburit Sore ini

Hari ini, setelah telfon ayah tadi pagi, dikasih tau, kalau Dek Nuku mau kuliah di Jawa aja, Alhamdulillah, semua tempat menuntut ilmu itu baik, niat yang baik insyaaAllah diberkahi Allah. Sore itu, sekitar 35 menit sebelum Adzan Maghrib di Malang, saya menghubungi Nuku buat sekedar sharing , obrolan kami mulai berlanjut ke masalah teman-teman lama saya yang juga dia kenal. "Bang ini udah lahir lho kak, anaknya, kawan kakak waktu SD kan?" "Eh iya deh, Alhamdulillah kalau gitu" "Kakak yang itu juga Desember ini mau nikah kak" "Iya??? MasyaAllaaaah, tabarakallah" "Tulah, kakak aja yang belum" "Menurut Nuku kakak bagusnya kek mana?" "Kalau aku ya terserah kakak, tapi baiknya kakak cepat nikah aja" "Kenapa kayak gitu?" "Supaya tanggung jawab Ayah berkurang, kan kalau misalnya kakak keluar rumah ndak pake jilbab, Ayah juga yang dosa" "Iya sih, tapi kan kakak pake jilbab terus" ...

Anak Arsitektur ambil Arsitektur Lanskap opposite atau liniear sih?

Hello... It's me agaiiinnn Umara Udah lama banget ga pernah apdet tulisan di blog, kali ini pengen sharing karna ada beberapa orang yang lagi aktif nanya nih di DM instagram maupun WA. Saya mahasiswi S1 Arsitektur UIN Malang yang lulus tahun 2019, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Arsitektur Lanskap IPB, banyak yang nanya, "Susah ngga sih masuk IPB?" "Arsitektur ambil Lanskap worth it ga sih ?" "Susah nggak kuliah di Lanskap?" Well, I will answer one by one . Pertama, masuk di IPB engga sesusah itu, engga ada tes tertulis ataupun tes wawancara,  tapi yang baru saya sadari di semester tiga ini, keluar dari IPB sulit cuuuy , wkwkwk sulitnya karna ada banyak banget yang harus diselesaikan buat ujian tesis. Kayak harus menghadiri seminar dari rumpun  ilmu lain, dan harus submit jurnal minimal SINTA2. Kedua, Arsitektur ambil Lanskap ilmu yang sejalan ga sih ? Well , ini agak bertolak belakang sebenernya , karna biarpun sama-sama Ars...