Langsung ke konten utama

Praktik kerja lapangan, Onino Architecture Studio



Another nih,
Mungkin kalau judulnya bukan di atas, banyak yang nggak tertarik kali ya? Haha
Jadi, saya sedang Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Onino Architecture Studio. Lokasinya ada di Griya Shnata D-337, di Sukarno Hatta, Kota Malang.
Lokasinya strategis banget kalau boleh jujur. Di tengah kota, deket Indomaret, deket Togamas, dan yang pasti, cuma beberapa langkah saja untuk ke Masjid.
Masjid Al-Ghifary, jadi di sana ada Khuttabah gitu, satu level sama SD. SD Islam, jadi sekolah ada dalam lingkungan masjid. Saat istirahata Zuhur, saya dan semua rekan akan sholat Zuhur disina, dan bisanya bersamaan dengan para siswa yang juga Sholat.
Sekolahnya Islam terpadu, saya jadi flashback ke masa-masa SD, haha, disana mereka kayaknya banyak kegiatan, dan mereka juga nggak selalu pakai seragam sekolah, mungkin supaya anak-anak pada terbiasa untuk menggunakan pakaian muslim.
Sebagian besar mereka ada yang menggunakan cadar. Bila ditinjau dari masa sekarang, betapa banyak orang yang mengganggap bahwa cadaran, berarti terlalu fanatik dengan agama. Terlintas salah satu ceramah yang pernah saya dengar saat SMA di bulan Ramadhan,
“Kenapa banyak yang bilang jangan terlalu fanatik denga agama? Seharusnya kalau kita percaya bahwa Islam adalah kebenaran, justru dengan kita fanatik, kita mendapat kesuksesan dunia akhirat kan?”
Yah, intinya begitu sih. Memang benar, kenapa kita harus tabu terhadap kefanatikan akan Islam?
Berada di sekitaran mereka yang menggunakna jilbab terurai hingga menutup dada, dan juga jubah longgar menutupi aurat mereka. Teringat kejadian zuhur saat itu, saya sedang ambil air wudhu, sebelumnya kaos kaki saya, saya letakkan di luar tempat wudhu, takut nanti kaus kakinya basah. Setelahnya saya menuju tempat wudhu. Disana sudah ramai, ada banyak siswi yang duh, saya tebak mungkin masih sekitaran kelas 3 SD kali ya? Masih kecil-kecil banget.
Saya mengantri kamar mandi dengan memperhatikan interaksi mereka. Mereka masih bercanda layaknya anak biasa, jilbab dan cadar mereka tidak menghalangi mereka untuk tumbuh layaknya anak kecil pada umumnya. Sambil memperbaiki jilbab, mereka memasang cadar dan menggunakan kaos kaki mereka, ya Allah, saya mendadak malu. Saat itu, saya menggunakan rok coklat di tambah kemeja hitam yang longgar. Lalu jilbab coklat yang saya double, karena memamng itu lumayan tipis. Saya tahu, bahwa muslimah itu harusnya menutup aurat dengan jubah, namun, jiwa saya seperti menolak menggunakan jubah, karna it’s look not me anymore, tapi mereka menjalankannya, saya kalah. Mereka menggunakna kaos kaki, I know, disitu memang didesain ada area kering, dan are basah, jadi In-Syaa Allah bebas dari najis dan tetap suci, mereka tetap menjaga auratnya, padahal saya yakin, nggak akan ada cowok yang melihat, karena itu memang area wanita.
Bukan hanya itu hal yang menohok hati saya, mendengar percakapan kecil mereka hati saya semakin mencelos, Ya Allah, sejauh ini kah saya dengan Mu wahai Rabb?
Mbak, udah mulai Qomat belum?”
“Belum”
Yes, bisa Murojaah
Ya Allah, saya bahkan mersa terlalu sibuk pada dunia hingga sering lupa terhadap Allah, saya lupa men-charge Iman saya yang mungkin daya batrainya sudah merah karena sekarat.
Ya Allah,
Mungkin kisah ini terdengar biasa, namun ini terlihat luar biasa bagi saya. Rasanya ada banyak hal yang terlintas di depan saya, tapi saya masih nggak peka, kalau semua kejadian itu memang sengaja Allah tunjukkan untuk saya, agar saya juga mengerti.
Mungkin semua itu sengaja Allah tunjukkan kepada saya, agar saya dapat memahami.
Mungkin semua itu sengaja Allah tunjukkan kepada saya, agar saya dapat menindak lanjuti.
Tapi, apa setidak peka itukah hati saya?
Umara Hasibuan,
Malang, 14 Januari 2018
04.38 WIB

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 2020

Di akhir tahun 2019 lalu, saya sakit, sempat dua kali masuk Rumah sakit dan bukan dalam hitungan waktu yang sebentar. Sempat masuk di RS Malang, lalu ternyata masih berlanjut saat tiba di Pekanbaru. Kalau boleh dibilang, 2020 itu tahun yang paling berat. termasuk untuk saya sendiri. Setelah heboh dengan Covid di Indonesia, saya sebenarnya merasakan manfaat dari itu. Saat sakit di Masa Pandemi, saya nggak perlu kasih alasan ini itu ke teman-teman yang ngajakin keluar, saya bisa simpan rasa sakit saya sendiri di rumah. Penyembuhan juga semakin lebih efektif karena ditemani ibu. Ibu yang selalu jagain dan Ayah yang selalu nemenin. Di akhir tahun 2020, I got My first job as an intership Architect di FCS Architect Studio, Sempat down sekali waktu itu, karena merasa tertinggal jauh dari teman-teman. Melihat teman-teman yang udah pada kerja, atau udah lanjut kuliah lagi, dan saya masih gini-gini aja. Yang paling teringat di benak saya itu, Saya anak pertama, ada dua adik saya di bawah, bagai...

Ngabuburit Sore ini

Hari ini, setelah telfon ayah tadi pagi, dikasih tau, kalau Dek Nuku mau kuliah di Jawa aja, Alhamdulillah, semua tempat menuntut ilmu itu baik, niat yang baik insyaaAllah diberkahi Allah. Sore itu, sekitar 35 menit sebelum Adzan Maghrib di Malang, saya menghubungi Nuku buat sekedar sharing , obrolan kami mulai berlanjut ke masalah teman-teman lama saya yang juga dia kenal. "Bang ini udah lahir lho kak, anaknya, kawan kakak waktu SD kan?" "Eh iya deh, Alhamdulillah kalau gitu" "Kakak yang itu juga Desember ini mau nikah kak" "Iya??? MasyaAllaaaah, tabarakallah" "Tulah, kakak aja yang belum" "Menurut Nuku kakak bagusnya kek mana?" "Kalau aku ya terserah kakak, tapi baiknya kakak cepat nikah aja" "Kenapa kayak gitu?" "Supaya tanggung jawab Ayah berkurang, kan kalau misalnya kakak keluar rumah ndak pake jilbab, Ayah juga yang dosa" "Iya sih, tapi kan kakak pake jilbab terus" ...

Anak Arsitektur ambil Arsitektur Lanskap opposite atau liniear sih?

Hello... It's me agaiiinnn Umara Udah lama banget ga pernah apdet tulisan di blog, kali ini pengen sharing karna ada beberapa orang yang lagi aktif nanya nih di DM instagram maupun WA. Saya mahasiswi S1 Arsitektur UIN Malang yang lulus tahun 2019, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Arsitektur Lanskap IPB, banyak yang nanya, "Susah ngga sih masuk IPB?" "Arsitektur ambil Lanskap worth it ga sih ?" "Susah nggak kuliah di Lanskap?" Well, I will answer one by one . Pertama, masuk di IPB engga sesusah itu, engga ada tes tertulis ataupun tes wawancara,  tapi yang baru saya sadari di semester tiga ini, keluar dari IPB sulit cuuuy , wkwkwk sulitnya karna ada banyak banget yang harus diselesaikan buat ujian tesis. Kayak harus menghadiri seminar dari rumpun  ilmu lain, dan harus submit jurnal minimal SINTA2. Kedua, Arsitektur ambil Lanskap ilmu yang sejalan ga sih ? Well , ini agak bertolak belakang sebenernya , karna biarpun sama-sama Ars...